Laman

Kamis, 02 April 2015

Klimatologi Pertanian

Klimatologi untuk Pertanian

Klimatologi merupakan ilmu tentang atmosfer. Mirip dengan meteorologi, tapi berbeda dalam kajiannya, meteorologi lebih mengkaji proses di atmosfer sedangkan klimatologi pada hasil akhir dari proses-proses atmosfer.

Klimatologi berasal dari bahasa Yunani Klima dan Logos yang masing2 berarti kemiringan (slope) yg di arahkan ke Lintang tempat sedangkan Logos sendiri berarti Ilmu. Jadi definisi Klimatologi adalah ilmu yang mencari gambaran dan penjelasan sifat iklim, mengapa iklim di berbagai tempat di bumi berbeda , dan bagaimana kaitan antara iklim dan dengan aktivitas manusia. Karena klimatologi memerlukan interpretasi dari data2 yang banyak dehingga memerlukan statistik dalam pengerjaannya, orang2 sering juga mengatakan klimatologi sebagai meteorologi statistik (Tjasyono, 2004)

Iklim merupakan salah satu faktor pembatas dalam proses pertumbuhan dan produksi tanaman. Jenis2 dan sifat2 iklim bisa menentukkan jenis2 tanaman yg tumbuh pada suatu daerah serta produksinya. Oleh karena itu kajian klimatologi dalam bidang pertanian sangat diperlukan. Seiring dengan dengan semakin berkembangnya isu pemanasan global dan akibatnya pada perubahan iklim, membuat sektor pertanian begitu terpukul. Tidak teraturnya perilaku iklim dan perubahan awal musim dan akhir musim seperti musim kemarau dan musim hujan membuat para petani begitu susah untuk merencanakan masa tanam dan masa panen. Untuk daerah tropis seperti indonesia, hujan merupakan faktor pembatas penting dalam pertumbuhan dan produksi tanaman pertanian.

Selain hujan, unsur iklim lain yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman adalah suhu, angin, kelembaban dan sinar matahari.

Setiap tanaman pasti memerlukan air dalam siklus hidupnya, sedangkan hujan merupakan sumber air utama bagi tanaman. Berubahnya pasokan air bagi tanaman yg disebabkan oleh berubahnya kondisi hujan tentu saja akan mempengaruhi siklus pertumbuhan tanaman. Itu merupakan contoh global pengaruh ikliim terhadap tanaman. Di indonesia sendiri akibat dari perubahan iklim, yaitu timbulnya fenomena El Nino dan La Nina. Fenomena perubahan iklim ini menyebabkan menurunnya produksi kelapa sawit. Tanaman kelapa sawit bila tidak mendapatkan hujan dalam 3 bulan berturut-turut akan menyebabkan terhambatnya proses pembungaan sehingga produksi kelapa sawit untuk jangka 6 sampai 18 bulan kemudian menurun. Selain itu produksi padi juga menurun akibat dari kekeringan yang berkepanjangan atau terendam banjir. Akan tetapi pada saat fenomea La Nina produksi padi malah meningkat untuk masa tanam musim ke dua.

Selain hujan, ternyata suhu juga bisa menentukkan jenis tanaman yg hidup di daerah tertentu. Misalnya perbedaan tanaman yang tumbuh di daerah tropis, gurun dan kutub. Indonesia merupakan daerah tropis, perbedaan suhu antara musim hujan dan musim kemarau tidaklah seekstrim perbedaan suhu musim panas dan musim kemarau di daerah2 sub tropis dan kutub. Oleh karena itu untuk daerah tropis, klasifikasi suhu lebih di arahkan pada perbedaan suhu menurut ketinggian tempat. Perbedaan suhu akibat dari ketinggian tempat (elevasi) berpengaruh pada pertumbuhan dan produksi tanaman. Sebagai contoh, tanaman strowbery akan berproduksi baik pada ketinggian di atas 1000 meter, karena pada ketinggian 1000 meter pebedaan suhu antara siang dan malam.

Dasar-Dasar Penyuluhan Pertanian

Dasar-Dasar Penyuluhan Pertanian 

SEJARAH DAN PENGERTIAN PENYULUHAN PERTANIAN

Sejarah penyuluhan pertanian memberikan pengetahuan tentang latar belakang kegiatan-kegiatan penyuluhan pertanian dalam mendukung keberhasilan pembangunan pertanian. Hampir setiap negara memiliki sejarah dan perkembangan penyuluhan pertaniannya masing-masing, dengan perbedaan faktor-faktor yang melatar belakanginya. Amerika Serikat memiliki sejarah penyuluhan yang berawal dari kebutuhan pendidikan pertanian, kebutuhan menyampaikan informasi dan mendorong penerapan informasi melalui kegiatan jasa penyuluhan. Di Inggris, perkembangan penyuluhan diawali oleh kebutuhan menyebarkan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan metode lebih sistematis, dan makin mendapat pengakuan dari masyarakat karena tekanan perang yang membutuhkan produksi bahan pangan dari dalam negeri. Di Thailand, perkembangan penyuluhan pertanian diawali dari pembentukan satu departemen penyuluhan pertanian di tingkat pusat yang sebelumnya bersifat sektoral. Penerapan sistem latihan dan kunjungan makin meningkatkan penerimaan masyarakat terhadap kegiatan penyuluhan pertanian di Thailand. Perkembangan penyuluhan pertanian di Indonesia dapat dikelompokkan dalam masa sebelum kemerdekaan (tahun 1817-1941), masa kemerdekaan (1945-1966), masa orde baru (1966-1998), dan masa reformasi atau otonomi daerah (1998-sekarang). Pembangunan Kebun Raya di Bogor pada tahun 1917 dengan tujuan mengenalkan jenis-jenis tanaman baru, menandai awal pembangunan pertanian di Indonesia. Pada masa sebelum kemerdekaan tersebut usaha memperbaiki pertanian rakyat diterapkan dengan sistem tanam paksa dan kekuasaan pangreh praja. Pada masa kemerdekaan, pendekatan dalam memperbaiki pertanian rakyat telah diubah dari ketika jaman penjajahan, tetapi sistem komando tetap dari satu pusat. Hal ini kurang menumbuhkan kesadaran masyarakat. Pada masa orde baru, kegiatan penyuluhan pertanian mulai mendapat pengakuan dari masyarakat petani sejalan dengan keberhasilan swasembada beras nasional. Tetapi pendekatan sentralistik dan top-down tidak sesuai dengan perkembangan masyarakat Indonesia yang makin memiliki keragaman dan butuh pengakuan. Pada masa reformasi atau penerapan otonomi daerah, pemerintah daerah mendapat kewenangan untuk mengatur dan mengurus peningkatan kualitas SDM sesuai kemampuan dan kebutuhan daerah. Dengan adanya peluang mengembangkan potensi wilayah, peran penyuluh pertanian makin dibutuhkan untuk mendorong masyarakat petani memanfaatkan peluang yang ada. Penyuluh harus mampu mengidentifikasi potensi dan kebutuhan masyarakat petani setempat dan mampu menerapkan pendekatan penyuluhan yang sesuai. Dengan demikian kemampuan, kualitas penyuluh perlu pula ditingkatkan untuk dapat menghadapi perubahan-perubahan pada masa reformasi dan otonomi daerah.

Pengertian Penyuluhan Pertanian
Pengertian penyuluhan pertanian adalah proses pendidikan dengan sistem pendidikan nonformal untuk mengubah perilaku orang dewasa agar memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang lebih baik, sehingga sasaran dapat memilih dan mengambil keputusan dari berbagai alternatif pengetahuan yang ada untuk menyelesaikan permasalahan dalam upaya meningkatkan kesejahteraannya. Konsep-konsep penting terkait dengan penyuluhan adalah: proses pendidikan (dengan sistem pendidikan nonformal dan pendidikan orang dewasa), proses perubahan (menuju perilaku yang lebih baik, sesuai yang diinginkan), dan proses pemberdayaan (memiliki pengetahuan dan kemampuan baru). Penyuluhan pertanian lebih luas dan lebih jauh dari sekedar kegiatan penerangan. Penyuluhan melibatkan proses komunikasi umpan balik dan ada evaluasi terhadap perubahan perilaku yang dicapai pada diri sasaran. Penyuluh pertanian merupakan peran yang tidak mudah, harus mengubah usahatani dan perilaku petani beserta masyarakatnya. Seorang penyuluh harus memiliki kompotensi tertentu yang diperoleh dengan menguasai ilmu-ilmu pertanian, pendidikan, psikologi, komunikasi, sosiologi, kepemimpinan, antropologi, dan manajemen; serta ilmu-ilmu lain yang mendukung misal ilmu ekonomi. Tingkat kedalaman dan keluasan dalam penguasaan ilmu-ilmu tersebut tergantung tingkat spesialisasi penyuluh yang diinginkan, misal penyuluh pertanian ahli (profesional) atau penyuluh pertanian lapangan (subprofesional).


TUJUAN DAN PERANAN PENYULUHAN PERTANIAN DALAM PEMBANGUNAN
Tujuan Penyuluhan Pertanian :
Sebagai suatu kegiatan, penyuluhan pertanian dilakukan untuk mencapai suatu keinginan atau tujuan. Penyuluhan pertanian merupakan proses pendidikan non-formal bagi petani dan keluarganya. Tujuan penyuluhan pertanian adalah meningkatkan perilaku dan kemampuan petani sehingga dapat meningkatkan kesejahteraannya. Agar tujuan dapat dicapai melalui kegiatan yang tepat, maka rumusan tujuan harus memenuhi kriteria yang baik. Kriteria tujuan yang baik adalah spesifik (specific), menggambarkan arah yang akan dicapai; dapat diukur (measurable), dapat diketahui setiap kemajuan yang dicapai; dapat dicapai (achieveable), memiliki dimensi jarak (remoteness); realistis (realistic), memiliki kerangka jumlah dan jenis kegiatan yang dapat dicapai, memiliki jangka waktu (time bond) sehingga dapat ditentukan lama pencapaiannya, serta menjadi "motivasi" yaitu pernyataan tujuan harus dapat menggambarkan dengan jelas "kebutuhan" dari orang-orang yang terlibat dalam pencapaian tujuan. Tujuan suatu kegiatan penting dirumuskan dengan kriteria yang baik, alasannya antara lain adalah:
(a) untuk memprediksi waktu pencapaian,
(b) memprediksi kebutuhan sumber daya (manusia, finansial, sarana dan prasarana),
(c) memberikan pedoman dan arah kegiatan,
(d) mudah dilakukan monitoring dan evaluasi dalam usaha/kegiatan pencapaian tujuan, serta mudah dilakukan perbaikan sebelum terjadi kesalahan yang lebih besar.

Rumusan tujuan perlu dilengkapi dengan rincian kegiatan untuk mencapai tujuan. Jenis-jenis tujuan penyuluhan pertanian dibedakan atas dasar :
(a) dampak yang dihasilkan,
(b) tingkatan tujuan,
(c) waktu pencapaian,
(d) komponen perilaku sasaran yang akan diubah, dan
(e) aspek usahatani,

Dalam menetapkan tujuan penyuluhan pertanian, karakteristik sasaran penyuluhan harus dipahami sehingga pencapaian tujuannya benar-benar diperuntukkan bagi peningkatan kesejahteraan sasaran penyuluhan. Petani merupakan orang dewasa yang telah memiliki karakteristik antara lain: (a) memiliki pengalaman, (b) kematangan emosi, (c) mampu berinteraksi dengan lingkungannya, dan (d) menyadari dan mampu berperan di masyarakat. Orang dewasa juga memiliki konsep-konsep yang telah melekat pada dirinya, khususnya dalam proses belajar; yaitu konsep diri, konsep pengalaman, konsep kesiapan belajar, dan konsep orientasi atau perspektif waktu. Dari uraian konsep orang dewasa, maka rumusan tujuan penyuluhan pertanian sebagai proses pendidikan seharusnya disesuaikan dengan cara belajar orang dewasa, yaitu: (1) cara belajar yang langsung dari pengalaman petani; (2) proses belajar yang terjadi antara penyuluh dan petani dengan kedudukan sama; (3) proses belajar yang dikembangkan atas dasar kebutuhan belajar akibat tuntutan situasi setempat yang terus berubah; dan (4) suatu proses belajar yang bersifat self-learning dan kemandirian warga belajar yang berlangsung dalam situasi kehidupan yang nyata yang dituntut untuk dapat diimplikasikan dalam kegiatan penyuluhan.

Peranan Penyuluhan Pertanian dalam Pembangunan
Pembangunan merupakan upaya melakukan perubahan dan pembaharuan yang dilakukan oleh suatu masyarakat menuju kondisi yang lebih baik. Pembangunan pertanian merupakan salah satu aspek pembangunan tersebut. Keberhasilan pembangunan pertanian berarti akan secara signifikan menentukan kesejahteraan masyarakat Indonesia, sebab 56,50% rumah tangga di Indonesia merupakan rumah tangga pertanian (hasil Sensus Pertanian tahun 2003). Pembangunan pertanian bukan hanya meningkatkan aspek ekonomi saja, tetapi harus dibarengi dengan pembangunan aspek manusia. Petani harus menjadi bagian dalam kegiatan pembangunan pertanian. Pengalaman masa lalu dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta perubahan-perubahan lingkungan telah mempengaruhi arah pembangunan pertanian yang lebih berorientasi pada pembangunan individu petani. Peningkatan kualitas individu akan menentukan keterlibatan petani dalam pembangunan, sehingga secara aktif berpartisipasi termasuk menikmati hasil pembangunan. Dengan demikian, pembangunan pertanian memiliki pengertian: sebagai upaya meningkatkan keberdayaan masyarakat petani, yaitu melalui peningkatan kapasitas, kualitas, profesionalitas, dan produktivitas dirinya sehingga petani mampu secara dinamis memanfaatkan peluang dan mengatasi segala bentuk ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan yang merupakan kendala untuk meraih kesejahteraan yang diidamkan. Saat ini, pembangunan pertanian mengarah pada pembangunan sistem dan usaha agribisnis, yang memerlukan dukungan SDM petani yang baik. SDM petani harus mencerminkan sebagai masyarakat: (1) teknologi, (2) terbuka dan transparan, serta (3) madani. Untuk menghasilkan SDM petani dengan kualitas tersebut, perlu upaya pemberdayaan petani, yaitu melalui kegiatan penyuluhan pertanian. Penyuluhan pertanian merupakan proses pendidikan non-formal bagi petani agar memiliki kualitas perilaku sesuai pembangunan, sehingga penyuluhan merupakan penggerak dan pemercepat pembangunan. Penyuluhan pertanian memiliki peran penting, yaitu sebagai kegiatan yang merupakan katalis, pendamping, perantara, dan penemu solusi bagi pembangunan pertanian. Keberhasilan penyuluhan pertanian ditentukan pula oleh profesionalitas penyuluh, yang memiliki tugas utama sebagai pembimbing, pendorong, motivator, komunikator, dan lain-lain.

Penyuluhan Pertanian

METODE PENYULUHAN PERTANIAN

Penyuluhan pertanian memiliki kegiatan tertentu agar tujuan yang diinginkan seperti perbaikan-perbaikan teknologi, cara kerja dan tingkat kehidupan para petani di pedesaan dapat tercapai. Tugas tersebut dapat dilaksanakan oleh seorang penyuluh karena setiap penyuluh pertanian mempunyai tanggung jawab untuk mengkomunikasikan inovasi, dalam arti mengubah perilaku masyarakat sasaran agar tahu, mau, dan mampu menerapkan inovasi demi tercapainya perbaikan mutu hidupnya. Dalam hubungan ini, perlu diingat bahwa sasaran penyuluhan pertanian sangatlah beragam. Baik beragam mengenai karakteristik individunya, beragam lingkungan fisik dan sosialnya, dan beragam pula kebutuhan-kebutuhannya, motivasi serta tujuan-tujuan yang diinginkan. Dengan demikian, tepatlah jika Kang dan Song (1984) menyimpulkan bahwa tidak ada satu pun metode yang selalu efektif untuk diterapkan dalam setiap kegiatan penyuluhan pertanian. Bahkan menurutnya, dalam banyak kasus, kegiatan penyuluhan pertanian harus dilaksanakan dengan menerapkan beragam metode sekaligus yang saling menunjang dan melengkapi.
Setiap kegiatan dalam penyuluhan pertanian harus dilaksanakan secara teratur dan terarah, tidak mungkin dilaksanakan begitu saja, oleh karena itu memerlukan metode atau cara-cara yang dapat digunakan, yang harus bersifat mendidik, membimbing, dan menerapkan, sehingga para petani dapat menolong dirinya sendiri, mengubah memperbaiki tingkat pemikiran, tingkat kerja dan tingkat kesejahteraan hidupnya. Sedangkan metoda itu sendiri adalah cara penyuluh untuk mendekatkan dirinya dengan masyarakat sasaran.
Landasan dalam memilih metode yang tepat adalah dengan cara memahami prinsip-prinsip metode penyuluhan yang harus diperhatikan oleh setiap penyuluh sebelum menerapkan suatu metode penyuluhan. Prinsip-prinsip tersebut antara lain :
  1. Pengembangan untuk berpikir kreatif
Melalui penyuluhan, agar masyarakat sasaran mampu dengan upayanya sendiri mengatasi masalah-masalah yang dihadapi, serta mampu mengembangkan kreatifitasnya untuk memanfaatkan setiap potensi dan peluang yang diketahuinya untuk terus menerus dapat memperbaiki mutu hidupnya. Oleh sebab itu, pada setiap kegiatan penyuluhan, seorang penyuluh harus mampu memilih metode yang sejauh mungkin dapat mengembangkan daya nalar dan kreativitas masyarakat sasarannya.
  1. Tempat yang paling baik adalah di tempat kegiatan sasaran
Setiap individu sangat mencintai profesinya, karena itu tidak suka diganggu serta selalu berperilaku sesuai dengan pengalamannya sendiri dan kenyataan-kenyataan yang dihadapinya sehari-hari. Oleh karena itu, kegiatan penyuluhan sebaiknya dilaksanakan dengan menerapkan metode-metode yang dilaksanakan di lingkungan pekerjaan sasarannya. Hal ini dimaksudkan agar:
  1. Tidak banyak menggangu kegiatan rutinnya
  2. Penyuluh dapat memahami betul keadaan sasaran, termasuk masalah yang dihadapi dan potensi serta peluang yang dapat dimanfaatkan untuk perbaikan mutu hidup mereka.
  3. Kepada sasaran dapat ditunjukkan contoh-contoh nyata tentang masalah dan potensi serta peluang yang dapat ditemukan di lingkungan pekerjaannya sendiri, sehingga mudah dipahami dan diresapi serta diingat oleh sasarannya.
  4. Setiap individu terikat dengan lingkungan sosialnya
Setiap individu akan selalu berperilaku sesuai dengan kondisi lingkungan sosialnya, atau setidak-tidaknya akan selalu berusaha menyesuaikan diri dengan perilaku orang-orang disekitarnya.
  1. Ciptakan hubungan yang akrab dengan sasaran
Penyuluhan adalah merupakan upaya mengubah perilaku orang lain secara persuasif dengan menerapkan sistem pendidikan. Adanya hubungan pribadi yang akrap antara penyulugh dengan sasarannya, akan merupakan syarat yang harus dipenuhi, setidak-tidaknya akan memperlancar kegiatan penyuluhan itu sendiri.
  1. Memberikan sesuatu untuk terjadinya perubahan
Kegiatan penyuluhan adalah upaya untuk mengubah perilaku sasaran, baik pengetahuannya, sikapnya, atau ketrampilannya. Dengan demikian, metode yang diterapkan harus mampu merangsang sasaran untuk selalu siap dan dengan sukahati atas kesadaran ataupun pertimbangan nalarnya sendiri melakukan perubahan-perubahan demi perbaikan mutu hidupnya sendiri, keluarganya, dan masyarakatnya.
Pengertian penyuluhan, menunjukkan bahwa penyuluhan pada dasarnya merupakan :
  1. Proses komunikasi
Memiliki sifat khusus untuk mengkomunikasikan inovasi di dalam proses pengembangan.
  1. Proses perubahan perilaku melalui pendidikan
Memiliki sifat khusus sebagai sistem pendidikan non-formal dan pendidikan orang dewasa.
Pemilihan metode penyuluhan dapat dilaksanakan dengan melakukan pendekatan-pendekatan sebagai berikut :
  1. Metode penyuluhan dan proses komunikasi
Totok Mardikanto (1982), mengenalkan adanya tiga cara pendekatan yang dapat juga diterapkan dalam pemilihan metode penyuluhan, yaitu
  1. Metode penyuluhan menurut media yang digunakan
Berdasarkan media yang digunakan, metode penyuluhan dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu :
1)      Media lisan, baik yang disampaikan secara langsung maupun secara tidak langsung.
2)      Media cetak, baik berupa gambar dan atau tulisan yang dibagi-bagikan, disebarkan, atau dipasang ditempat-tempat strategis yang mudah dijumpai oleh sasaran.
3)      Media terproyeksi, berupa gambar dan atau tulisan lewat slide, pertunjukan film, film strip, dll.
  1. Metode penyuluhan menurut hubungan penyuluh dan sasarannya
Berdasarkan hubungan penyuluhan kesasarannya, metode penyuluhan dibedakan atas dua macam, yaitu :
1)      Komunikasi langsung, baik melalui percakapan tatap muka atau melalui media tertentu yang memungkinkan penyuluh dapat berkomunikasi secara langsung dari sasarannya dalam waktu yang relatif singkat.
2)      Komunikasi tak langsung, baik lewat perantara orang lain, lewat surat atau media yang lain, yang tidak memungkinkan penyuluh dapat menerima respon dari sasarannya dalam waktu yang relatif singkat.
  1. Metode penyuluhan menurut keadaan psikososial sasarannya
Seperti halnya dengan metode penyuluhan berdasarkan media yang digunakan, metode penyuluhan menurut keadaan psikososial sasarannya juga dibedakan menjadi 3 hal, yaitu :
1)      Pendekatan massal
Jika penyuluh berkomunikasi secara tak langsung atau langsung dengan sejumlah sasaran yang sangat banyak bahkan mungkin tersebar tempat tinggalnya. Dengan metode ini penyuluh pertanian tertuju kapada para petani umumnya di kampung-kampung dan di pedesaan-pedesaan, agar mereka dapat mendengarkan penyuluhan pertanian. Dipandang dari segi penyampaian informasi memang metode ini baik, akan tetapi dipandang dari keberhasilan adalah kurang efektif karena pada dasarnya hanya dapat menimbulkan tahap kesadaran dan tahap minat pada para petani pendengar penyuluhan, itupun kalau pendekatannya dapat dilakukan dengan baik, dapat menarik perhatian para petani kepada suatu hal yang lebih menguntungkan.
2)      Pendekatan kelompok
Manakala penyuluh berkomunikasi dengan sekelompok sasaran pada waktu yang sama, seperti pada pertemuan di lapangan, penyelenggaraan latihan. Pendekatan dilakukan terhadap kelompok petani, di mana para petani ini diajak dan dibimbing serta diarahkan secara berkelompok untuk melaksanakan sesuatu kagiatan yang tentunya lebih produktif atas dasar kerja sama, dengan demikian dalam pelaksanaannya dapat secara berdiskusi. Dalam pendekatan kelompok ini bertujuan juga agar penyuluh tidak terlalu terkuras tenaganya pertama-tama dapat melakukan pendekatan perorangan kepada petani yang tergolong early adopter (yang sering menjadi tempat bertanya dan yang dapat mempengaruhi para petani lainnya) dan petani ini dapat menjadi kontak tani yang membantu menyebarkan pengetahuan dan ketrampilan kepada para anggota kelompoknya.
3)      Metode-metode dengan pendekatan perorangan
Penyuluh berkomunikasi secara pribadi orang seorang dengan setiap sasarannya. Dalam metode ini penyuluh melakukan hubungan atau pendekatan-pendekatan secara langsung dengan sasaran yaitu seorang petani, biasanya dilakukan secara berdialog langsung, melakukan kunjungan ke rumah petani, kunjungan ke sawah/ladang petani, angjangsana, surat menyurat, hubungan telepon. Metode ini memang sangat efektif, petani dapat secara langsung memecahkan apa yang menjadi masalahnya dengan bimbinga khusus dari penyuluh, akan tetapi metode pendekatan ini banyak menyita waktu, sebaiknya dilakukan ketika penyuluh dalam keadaan senggang, banyak waktu.
Dari metode-metode pendekatan yang dilancarkan sehubungan dengan kegiatan penyuluhan, kita dapat mengetahui metode mana yang paling efektif dan yang kurang efekti, metode mana yang memerlukan perlakuan-perlakuan intensif dan mana pula yang kurang intensif. Penyuluhan yang dilakukan dengan metode pendekatan missal menyampaikan para petani yang mengikuti atau menyimaknya ke tahap kesadaran akan tetapi belum memahaminya secara mendalam. Penyuluhan yang dilakukan dengan metode pendekatan kelompok mulai menarik para petani ke tahapan minat, tahapan menilai atau mempertimbangkan, bahkan mncobanya pula. Sedangkan penyuluhan yang dilakukan dengan metode pendekatan perorangan akan menyampaikan petani ke tahap penerapan, ia mulai menerapkan teknologi baru yang diajarkan atau dikembangkan penyuluh.
Sementara ahli mengemukakan bahwa menurut mekanisme diterimanya materi atau isi penyuluhan oleh para petani, maka penyuluhan itu dapat digolongkan atas :
1)      Metode yang dapat didengar, yang dalam hal ini pesan-pesan penyuluh akan diterima oleh para petani lewat pendengaran, misalnya percakapan secara tatap muka.
2)      Metode yang dapat dilihat, pesan-pesan penyuluh dengan metode ini dapat diterima atau dilihat petani oleh penglihatannya, misalnya pesan dalam bentuk gambar, spanduk.
3)      Metode yang dapat didengar dan dilihat, pesan-pesan penyuluh disampaikan kepada petani melalui peragaan yang disertai dengan petunjuk-petunjuk lisan, gambar ditelevisi, film bersuara, dan lain-lainnya.
Jadi dalam kegiatan penyuluhan agar kegiatan itu mencapai keberhasilan dalam proses adopsinya dengan lancer atau baik penyuluh perlu memperdengarkan, memperlihatkan dan melakukan praktek terhadap materi yang disuluhkan.
  1. Metode penyuluhan dalam pendidikan luar sekolah
Dalam membedakan anatara pendidikan sekolah dan pendidikan luar sekolah adalah bahwa penyelenggaraan pendidikan luar sekolah dapat diselenggarakan dimana saja dan kapan saja. Dengan demikian metode yang digunakan dalam pelaksanaan penyuluhan dapat menerapkan metode pendidikan formal (ceramah, diskusi, belajar mandiri) atau metode yang tidak pernah diterapkan dalam sistem pendidikan sekolah seperti pameran, kunjungan ke rumah. Cara lain, kegiatan pendidikan luar sekolah selalu deprogram sesuai dengan kebutuhan sasaran, setiap kegiatan pendidikan non formal harus selalu menyesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan sasaran.
  1. Metode penyuluhan dalam pendidikan orang dewasa
Freire (1973), menyatakan bahwa pendidikan adalah merupakan proses penyadaran menuju kepada pembebasan. Oleh sebab itu, proses pendidikan harus dibebaskan dari upaya-upaya menciptakan ketergantungan atau bentuk-bentuk penindasan baru, artinya melalui pendidikan, sasaran didik harus selalu diberi kesempatan seluas-luasnya untuk menyampaikan pengalaman dan mengembangkan daya nalarnya. Selaras dengan hal itu, salah satu cirri utama pendidikan orang dewasa adalah keberhasilan pendidikan tidak bergantung pada seberapa banyak materi yang disampaikan, tetapi lebih pada seberapa jauh program pebdidikan tersebut mempu mengembangkan dialog antara pendidik dan yang dididik.
Selain itu juga bahwa sasaran pendidikan orang dewasa adalah orang-orang dewasa yang disamping telah memiliki pengalaman, perasaan dan harga diri (tidak ingin dan tidak mudah digurui), mereka umumnya juga memiliki banyak kegiatan dan merupakan pribadi-pribadi yang pada umumnya telah mengalami kemunduran. Oleh karena itu, pemilihan metode pendidikan orang dewasa harus selalu dipertimbangkan:
  1. Waktu penyelenggaraan yang tidak terlalu mengganggu kegiatan atau pekerjaan pokok
  2. Waktu penyelenggaraan sesingkat mungkin
  3. Lebih banyak menggunakan alat peraga
Program pendidikan orang dewasa harus lebih banyak mengacu pada pemecahan masalah yang sedang dan akan dihadapi dari pada dengan upaya penambahan pengalaman belajar baik yang berupa pengetahuan, sikap dan ketrampilan-ketrampilan baru. Scmidt (1974) menekankan agar pemilihan metode pendidikan orang dewasa harus selalu mengacu pada tujuan yang ingin dicapai oleh program pendidikan yang pada dasarnya terbagi menjadi dua ,yaitu menata pengalaman masa lampau yang telah dimilikinya dengan cara baru, dan memberikan pengalaman baru dalam hal pengetahuan, sikap dan ketrampilan.
Ragam Metode Penyuluhan dapat dibedakan menjadi 4 yaitu :
  1. Media Massa
Jika membicarakan penggunaan media massa dalam penyuluhan, yang patut dipertimbangkan adalah peranan dalam program penyuluhan dan penggunaannya secara efektif. Yang penting adalah efek yang diharapkan dan cara menggunakannya untuk menjamin agar arti pesan menjadi jelas. Surat kabar, majalah, radio dan televisi merupakan media yang paling murah untuk menyampaikan pesan kepada masyarakat. Walaupun demikian, perlu diamati pengaruhnya sebelum diputuskan penggunaanya dalam penyuluhan. Media penting untuk menyadarkan akan adanya inovasi disamping untuk mendorong minat. Walaupun demikian, media tampaknya hanya menunjukkan bahwa media massa dapat mempercepat proses perubahan, tetapi jarang dapat mewujudkan perubahan dalam perilaku.
Media massa dapat memenuhi beberapa fungsi di dalam masyarakat dan turut berperan mengubah masyarakat tersebut yang mencakup:
  1. Menentukan Jadwal Diskusi Yang Penting
Sebagai contoh, media memberi perhatian terhadap masalah yang dihadapi masyarakat saat terjadi kelaparan dan usaha-usaha yang dilakukan pemerintah untuk mengatasinya. Majalah pertanian dan program siaran radio pedesaan juga dapat memainkan peran penting dalam mendorong petani untuk membicarakan masalah demikian dengan penyuluh / pemuka desa.
  1. Mengalihkan Pengetahuan
Pengetahuan akan berhasil dialihkan bilamana sesuai dengan kebutuhan. Gagasan baru yang disebar melalui media lebih cepat diterima jika berkaitan dengan pengetahuan yang ada, daripada melakukan modifikasi terhadap pengetahuan. beberapa macam pengetahuan dapat dialihkan melalui media, sedangkan pengetahuan dan keterampilan yang lain tidaklah demikian.
  1. Membentuk dan Mengubah Pendapat
Media massa dapat memainkan peran penting dalam mengembangkan pendapat bila anggota masyarakat belum memiliki pandangan yang kuat mengenai isu tertentu. Media juga akan memperoleh pengaruh penting dalam perubahan pendapat bila posisi yang diajukan hanya berbeda sedikit dengan pendapat baru.
  1. Mengubah Perilaku
Media massa dapat digunakan untuk mengubah pola perilaku, terutama yang kecil dan relatif kurang penting, atau perubahan untuk memenuhi keinginan yang ada. Periklanan sangat berhasil dengan cara ini.
  1. Metode Kelompok
Metode penyuluhan kelompok lebih menguntungkan dari media massa, karena umpan balik lebih baik yang memungkinkan pengurangan salah pengertian yang bisa berkembang antara penyuluh dan petani. Interaksi ini memberi kesempatan untuk bertukar pengalaman maupun pengaruh terhadap perilaku dan norma para anggota kelompok. Metode kelompok satu sama lain berbeda didalam kesempatan memperoleh umban balik dan interaksi. Biaya perkapita penggunaan metode kelompok cenderung lebih tinggi daripada media massa terutama jika bekerja dengan kelompok kecil. Oleh sebab itu metode ini digunakan hanya bila diperlukan umpan balik / interaksi antar petani untuk mencapai sasaran.
Ceramah, demontrasi, widyakarya dan diskusi kelompok merupakan metode kelompok yang dipertimbangkan dalam bagian ini.
  1. Ceramah / Pidato
Merupakan sarana penting untuk mengalihkan informasi di dalam penyuluhan. Ceramah / pidato mempunyai beberapa keuntungan khas sebagai berikut:
1)      Penceramah dapat mengubah isi pidatonya disesuaikan dengan keperluan dan minat hadirin maupun tingakat pendidikan mereka.
2)      Penceramah dapat memperhatikan tanggapan hadirin ketika berbicara dan dapat segera mengubah pendekatannya.
3)      Hadirin dapat mengetahui penceramah dengan baik dan memperoleh kesan yang jelas mengenai topik pembicaraan.
4)      Ceramah memberi kesempatan kepada hadirin untuk memajukan pertanyaan dan mendiskusikan isu-isu lebih mendalam.
Kekurangan ceramah adalah bahwa yang diungkapkan biasanya mudah dilupakan dibandingkan dengan yang tertulis.
  1. Demontrasi
Demontrasi dapat mendorong petani mencoba sendiri inovasi baru. Penyebab masalah dapat ditunjukkan disertai kemungkinan pemecahannya tanpa rincian teknis yang rumit. keuntungan demontrasi adalah kesanggupan melihat suatu metode baru untuk dituangkan dalam praktek. Tidak diperlukan adanya saling mempercayai yang tinggi antara petani dan penyuluh, karena petani dapat melihat sendiri segala sesuatunya dengan jelas. Agen penyuluhan pun tak perlu terlalu melibatkan diri pada penguraian pesan yang kemungkinan bisa keliru diartikan. Demontrasi sangat berguna bagi orang yang tak bisa berpikir secara abstrak. Agart efektif, demontrasi harus diintegrasikan ke dalam program penyuluhan. Cara lain juga dapat digunakan untuk mendorong petani menyaksikan demontrasi dan memutuskan penggunaan informasi baru tersebut di lahan mereka.
  1. Diskusi Kelompok
Diskusi kelompok merupakan metode penyuluhan yang sangat penting, karena memberi kesempatan untuk mempengaruhi perilaku pesertanya. Peranan agen penyuluhan berbeda, tidak seperti pada pidato / ceramah yang menempatkan agen penyuluhan sebagai sumber informasi sehingga statusnya lebih tinggi daripada hadirin. Pada kelompok diskusi, agen penyuluhan merupakan bagian dari anggota kelompok yang turut memecahkan masalah.
Diskusi kelompok membantu proses alih teknologi dari ahlinya kepada kelompok walaupun media cetak dan bahan audio visual serta pidato lebih murah dan tertata rapi serta umumnya lebih efektif. Walaupun demikian, diskusi kelompok membantu anggotanya memadukan pengetahuan dengan memberikan kesempatan mengajukan pertanyaan, menghubungkan informasi baru dengan yang telah mereka ketahui, dan jika perlu, memperbarui pandangan mereka dapat mendiskusikannya dengan penyuluh.
  1. Penyuluhan Individu
Keuntungan metode penyuluhan indivudu adalah
  1. Memberikan informasi yang diperlukan merupakan cara yang sangat baik untuk memecahkan suatu masalah yang khusus, seperti pengambilan keputusan dalam penanaman modal yang besar.
  2. Ada keinginan untuk mengintegrasikan informasi dari petani dengan informasi dari agen penyuluhan.
  3. Agen penyuluhan dapat membantu petani untuk menjernihkan pikirannya dan memilih antara beberapa tujuan yang masih simpang siur.
  4. Agen penyuluhan dapat meningkatkan kepercayaan petani pada dirinya dengan menunjukkan perhatiannya secara pribadi, situasinya, serta gagasan-gagasanya.
  1. Gabungan dari Berbagai Media dan Penggunaan alat Bantu Audio Visual
Keuntungan menggunakan alat bantu audio visual adalah
  1. Alat bantu dapat menangkap perhatian dari hadirin.
  2. Melalui alat bantu, bisa disarikan butir penting dari pembicaraan dengan jelas.
  3. Pesan lebih mudah ditangkap melalui beberapa panca indra dibanding yang hanya melalui salah satu panca indera saja.
  4. Kemungkinan untuk mengurangi terjadinya penafsiran yang keliru.
  5. Beberapa alat bantu dapat membantu menyusun pesan secara sistematis.
DAFTAR PUSTAKA
Kartasapoetra, G.A. 1991. Teknologi Penyuluhan Pertanian. Bumi Aksara. Jakarta.
Mardikanto, Totok dan Arip Wijianto. 2005. Metoda dan Teknik Penyuluhan Pertanian. Fakultas Pertanian UNS. Surakarta.

PERTANIAN


Pengertian Pertanian

Definisi dari Pertanian adalah proses menghasilkan bahan pangan, ternak, serta produk-produk agroindustri dengan cara memanfaatkan sumber daya tumbuhan dan hewan.
Usaha pertanian memiliki dua ciri penting yang sangat penting, yaitu :
a. selalu melibatkan barang dalam volume besar,
b. proses produksi memiliki risiko yang relatif tinggi.

Ada dua ciri khas ini muncul karena pertanian melibatkan makhluk hidup dalam satu atau beberapa tahapnya dan memerlukan ruang untuk kegiatan itu serta jangka waktu tertentu dalam proses produksi. Beberapa bentuk pertanian modern telah dapat mengurangkan ciri-ciri ini tetapi sebagian besar usaha pertanian dunia masih tetap demikian. Terkait dengan pertanian, maka dikenal istilah sebagai berikut:
"Usaha Tani yang di maksud di sini adalah sekumpulan kegiatan yang dilakukan dalam budi daya tumbuhan maupun hewan."

Petani adalah sebutan bagi mereka yang menyelenggarakan usaha tani, sebagai contoh petani tembakau atau petani ikan. Khusus untuk pembudidaya hewan ternak disebut sebagai peternak.
Ilmuwan serta pihak-pihak lain yang terlibat dalam perbaikan metode pertanian dan aplikasinya juga dianggap terlibat dalam pertanian.
Cakupan obyek pertanian yang dianut di Indonesia meliputi budidaya tanaman (termasuk tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan), kehutanan, peternakan, dan perikanan. Sebagaimana dapat dilihat, penggolongan ini dilakukan berdasarkan objek budidayanya:
1. budidaya tanaman, dengan obyek tumbuhan dan diusahakan pada lahan yang diolah secara intensif,
2. kehutanan, dengan obyek tumbuhan atau diusahakan pada lahan yang setengah liar,
3. peternakan, dengan obyek hewan darat kering,
4. perikanan, dengan obyek hewan perairan.

Pembagian dalam pendidikan tinggi sedikit banyak mengikuti pembagian ini, meskipun dalam kenyataan suatu usaha pertanian dapat melibatkan berbagai objek ini bersama-sama sebagai bentuk efisiensi dan peningkatan keuntungan.
Pertimbangan akan kelestarian lingkungan mengakibatkan aspek-aspek konservasi sumber daya alam juga dipelajari dalam ilmu-ilmu pertanian. Dari sudut keilmuan, semua objek pertanian sebenarnya memiliki dasar-dasar yang sama karena pada dasarnya usaha pertanian adalah kegiatan ekonomi
1.pengelolaan tempat usaha,
2.pemilihan bibit,
3.metode budidaya,
4.pengumpulan hasil,
5.distribusi,
6.pengolahan dan pengemasan,
7.pemasaran.

Sebagai kegiatan ekonomi, pertanian dapat dipandang sebagai suatu sistem yang dinamakan agribisnis. Dalam kerangka berpikir sistem ini, pengelolaan tempat usaha dan pemilihan bibit.